Catatan sejarah menyebutkan bahwa sajian ini sudah ada sejak masa Dinasti Tang (618-906 M). Oleh masyarakat Tiongkok kuno, wonton hampir disamakan dengan jiaozi. Namun, perkembangan wonton kemudian membuatnya menjadi berbagai jenis masakan sehingga orang-orang pada masa selanjutnya mulai membedakan keduanya. Sekilas jika diperhatikan bentuk wonton enggak jauh berbeda dengan jiaozi tapi isiannya biasanya lebih sedikit dan dibentuk menjadi segitiga. Berbeda dengan jiaozi yang dibungkus dnegan kulit yang tebal dan isiannya yang lebih besar dengan tepi yang dibuat berlipat.
Dulunya wonton digunakan sebagai sajian yang berfungsi untuk menyehatkan tubuh karena diisi dengan berbagai bahan-bahan herbal. Kala itu wonton banyak dikonsumsi oleh orang-orang yang cukup kesulitan menelan obat. Sajian ini baru mulai berkembang ke luar Tiongkok pasca Perang Dunia II berakhir dan kondisi ekonomi di Tiongkok sudah mulai membaik. Hongkong disebut sebagai negara pertama yang memperkenalkan wonton sebagai hidangan pekerja yang dijajakan di kios-kios kecil. Hidangan ini berubah menjadi sangat populer karena cita rasanya yang gurih dan kuahnya yang hangat. Beberapa varian pangsit yang populer di Indonesia biasanya dijual dengan isian atau bisa juga hanya kulitnya saja, dan dikonsumsi bersama sajian berkuah seperti bakso atau mie ayam BM.